Senin, 18 Oktober 2010

Nelayan Bontang Enggan ke TPI Tanjung Limau


BONTANG - Hasil laut Bontang ternyata tidak sepenuhnya dinikmati masyarakat Bontang. Pengusaha perikanan di kota ini lebih memilih menjual hasil tangkapan ikan ke luar kota Bontang. Sebab sarana pendukung tempat pelelangan ikan (TPI)  dan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau kurang maksimal. Kondisi itu disimpulkan setelah Komisi III DPRD melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lokasi TPI, Selasa (9/2)  siang.
“Dari keterangan pengusaha, mereka terkadang harus menjual hasil tangkapannya di wilayah Kutim. Soalnya, saat kapal ikan sandar untuk membongkar ikan di TPI, kapal yang digunakan harus langsung mengisi solar di SPBN. Tapi  informasinya, SPBN justru sering kosong,” ujar anggota Komisi III Henry Pailan.
Di TPI Tanjung Limau ini pun belum didukung pasokan listrik dan kapasitas dermaga juga terbatas.
“Nelayan meminta penerangan di lokasi ini 24 jam nonstop. Sementara saat ini, TPI masih menggunakan genset. Sehingga TPI bisa difungsikan siang hari saja. Padahal, nelayan harus membongkar hasil tangkapannya malam hari.” ujar anggota Komisi III lainnya Fauzan Akhsan dan Muhammad Dahnial. Kapasitas dermaga yang hanya bisa menampung satu kapal saja,  juga menjadi faktor yang menyebabkan nelayan enggan ke TPI.
“Harusnya semua aktivitas bongkar muat ikan sebelum di lempar ke pasaran, lewat TPI. Tapi, dermaga yang tersedia hanya bisa disandari satu kapal. Sehingga, kalau sudah ada kapal nelayan sandar di dermaga, mereka harus antre untuk membongkar ikan dari kapal. Ini tidak efisien dan berdampak pada hasil tangkapan nelayan,” tambah Henry.
Melihat kondisi tersebut, Komisi III langsung meminta Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian, segera melakukan pembenahan.
“Dermaganya  harus ditambah, minimal 3 kapal bisa sandar di TPI. Dengan begitu, kapal nelayan tidak perlu antre dan hasil tangkapan juga bisa langsung dibongkar. Dinas Perikanan harus secepatnya mengantisipasi hal ini. Demikian juga dengan persoalan listrik. Kami akan meminta instansi terkait untuk segera menambah kapasitas dermaga dan menyiapkan penerangan 24 jam di TPI,” ucap Wakil Ketua DPRD yang juga Koordinator Komisi III Sutrisnowati.
Untuk diketahui, saat sidak kemarin, Komisi III juga langsung mendatangi SPBN yang lokasinya tidak jauh dari TPI. “Kami ingin mengetahui penyebab stok solar yang sering kosong di SPBN. Karena berdasarkan informasi yang kami terima di lapangan, nelayan terkadang kesulitan mendapatkan solar, karena stok di SPBN kosong. Makanya, hasil tangkapan ikan yang seharusnya dijual di Bontang, terpaksa dijual di daerah lain,” kata Fauzan Akhsan.
Sayang, Komisi III tidak  mendapatkan data yang akurat soal  pembelian solar di SPBN. Sebab, pejabat yang berwenang memberikan data, tidak berada di tempat.
“Kami berharap bisa mendapatkan  rekapan data penjualan. Dengan begitu bisa diketahui, berapa keperluan nelayan di Bontang. Jangan sampai solar bersubsidi yang ditujukan buat nelayan, justru dinikmati oleh pelaku industri,” tandas Fauzan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar